Senin, 02 November 2009

Tuhan Mencari Manusia Bukan Manusia Mencari Tuhan

Banyak orang takut akan datangnya kematian. Mengapa?
Karena mereka tidak tahu ke mana mereka setelah kematian.
Tetapi ada juga yang tidak takut akan datangnya kematian, ada yang tidak peduli soal kematian, ada yang menganggap umurnya masih panjang, dan ada juga mereka yang tahu pasti ke mana mereka pergi setelah kematian.

Mengapa kematian bisa terjadi? Kematian bisa terjadi karena DOSA.
Dosa menyebabkan hubungan antara manusia dan Tuhan menjadi terputus. Dan akibat dosa adalah maut. Manusia telah jauh dari sumber kehidupan. Dosa yang menyebabkan kematian, bukan hanya kematian jasmani, tetapi juga kematian kekal di neraka.

Manusia mulai sadar dan mengerti betapa beratnya hukuman dosa itu, mereka takut ke manakah setelah mereka mati. Karena itu, manusia berusaha mencari-cari cara bagaimana agar mereka terhindar dari hukuman kekal itu. Ada yang berpikir dengan banyak berbuat baik, mereka terbebas dari hukuman dosa. Mereka berpikir dapat menebus dan membayar dosa mereka dengan berbuat baik. Perbuatan baik tidak bisa menghilangkan akibat dari dosa itu, yaitu maut.

Siapakah yang dapat menjamin perbuatan baik dapat menyelamatkan manusia, apakah yang menjadi standar perbuatan baik itu? Apakah kita yakin perbuatan baik kita lebih banyak dari pada dosa yang telah kita lakukan? Dosa bukan hanya menyangkut membunuh, merampok, tetapi juga iri hati, pikiran kotor, egois. Dosa bukan hanya menyangkut perbuatan saja, tetapi juga menyangkut hati. Manusia tidak mempunyai andil untuk memperbaiki kembali hubungan dengan Tuhan.

Bagaimana seorang anak bisa mengenal ayahnya? Ada 2 cara. Anak tersebut bisa mengenal ayahnya karena anak itu selalu tinggal dengan ayahnya. Dan cara kedua adalah ayah tersebut yang mengatakan/memperkenalkan kepada anak tersebut bahwa dialah ayahnya.

Tidak mungkin anak yang memperkenalkan dirinya kepada ayahnya bahwa dialah anaknya.Jadi bagaimana hubungan dengan Tuhan bisa terjalin lagi? Bagaimana kita bisa mengenal Tuhan kita? Tidak ada cara lain selain Tuhan sendiri turun dari Sorga ke dunia untuk mencari manusia.

Kapan waktu Tuhan menyatakan kita adalah anakNya?
Sewaktu kita lahir baru, setelah kita keluar dari air (babtisan seperti teladan Yesus)Allah menyatakan "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
(Matius 3:17)

Siapakah Dia yang telah turun dari Sorga untuk mencari manusia? Dialah Yesus "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16) Yesus bukan hanya datang ke dunia untuk memperkenalkan diriNya bahwa Dialah Tuhan, tapi dia juga mau menyelamatkan manusia yang sedang berjalan menuju maut. Yesus mau menyambung kembali hubungan yang telah putus itu. Sebab Tuhan tahu bahwa manusia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri.Penyebab putusnya hubungan itu adalah dosa.

Karena itu, untuk bisa menyelamatkan manusia, Tuhan harus membereskan dosa-dosa manusia dahulu. Dengan cara apa? Tadi kita tahu bahwa upah dosa adalah maut. Jadi dengan cara apa Tuhan membereskan dosa-dosa kita?Yaitu dengan cara Dia mati untuk menggantikan manusia.Hanya Tuhan yang bisa membereskan masalah dosa. Yesus yang adalah Tuhan sendiri mau mati untuk menggantikan kita dari hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung.

1 Petrus 3:18 -> "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh"." Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh."Tuhan Yesus adalah Tuhan yang hidup, Dia bangkit dan hidup untuk membuktikan kepada kita bahwa Dia sanggup menyelamatkan kita. Masalah dosa telah Dia selesaikan di atas kayu salib, dan sekarang pertanyaan buat kita : "Apakah kamu percaya kepadaNya bahwa Dia telah menyelamatkanmu lewat penebusanNya?

"Yoh 11:25-26 -> "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?".

Yoh 10:28 -> "dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku".Apakah ada cara lain supaya kita bisa diselamatkan? Apakah ada cara lain?

Yesus berkata hanya melalui Dialah kita bisa datang kepada Allah dan diselamatkan.

Yoh 14:6 ->" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

--- Anonymous ---

Kamis, 29 Oktober 2009

Pay It Forward


Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film “PAY IT FORWARD” bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik kepada orang lain.

Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya, lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: “PAY IT FORWARD”

Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal.

Percobaanpun dimulai :

Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor.

Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya “PAY IT FORWARD, MOM”

Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi kerumah ibunya (nenek si Trevor),hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan :”PAY IT FORWARD,MOM”

Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan : “PAY IT FORWARD, SON”.

Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis kecil :
“PAY IT FORWARD, SIR”

Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan: “PAY IT FORWARD”

Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah “PAY IT FORWARD” tersebut, jiwa kewartawanannya mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut.

Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, Si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di Televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di Televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih.

Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang Mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain.

Mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan didalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: “PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU.

Kado Terindah

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.

“Untuk apa ?”, tanya sang ayah.

“Untuk kado, mau kasih hadiah.”, jawab si kecil.

“Jangan dibuang-buang ya.”, pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan
ayahnya,

“Pa, Pa - ada hadiah untuk Papa.”

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, “Sudahlah nanti saja.”

Tetapi si kecil pantang menyerah, “Pa, Pa, bangun Pa, sudah siang.”

“Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa.”

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

“Hadiah apa nih?”

“Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang.”

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong. Tidak berisi apa pun juga.

“Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong. Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal ?”

Si kecil menjawab, “Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa.”

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. “Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya!”

PERSPEKTIF :

Boks kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Apa yang terjadi? Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain. Kesimpulannya, Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari “pikiran” anda sendiri.

Sebagaimana anda memandangi hidup - demikianlah kehidupan anda. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.

--- Unknown ---

Mutiara yang Tidak Ternilai Harganya


Ada seorang misionaris di India , David Morse, yang bersahabat dengan seorang penyelam mutiara, Rambhau. Setiap sore di pondok Rambhau, ia membacakan firman Tuhan, dan menjelaskan kepadanya cara Tuhan membawa ke arah keselamatan.

Rambhau senang sekali mendengarkan firman Tuhan, tetapi setiap kali David berusaha untuk mengajak Rambhau menerima Kristus sebagai penebusnya, Rambhau menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Cara orang Kristen ke surga sangat mudah untukku! Aku tidak bisa menerimanya. Jika aku ingin masuk ke surga dengan cara seperti itu, aku menjadi seperti seorang pengemis yang memohon belas kasihan. Mungkin aku sombong, tapi aku ingin mendapatkan tempat di surga dengan usahaku sendiri!"

Tidak ada yang bisa David katakan untuk mempengaruhinya. Waktu berjalan dengan cepat. Suatu sore, terdengar ketukan di pintu kamarnya. Ia menemukan Rambhau di sana.

"Silahkan masuk, sahabatku" kata David.

"Tidak,"kata Rambhau. "Aku ingin mengajakmu pergi ke rumahku, tuan, tidak lama kok, aku ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu. Tolong jangan katakan tidak."

"Tentu saja aku akan datang," jawab David. Sesampainya di rumah Rambhau, ia berkata "Beberapa minggu lagi aku akan mulai bekerja untuk mendapatkan tempatku di surga; Aku akan pergi ke New Delhi, dan aku akan ke sana dengan jalan kaki."

"Bung, apakah kamu gila! Jarak dari sini ke Delhi adalah 900 mil, dan di dalam perjalanan kakimu akan lecet, keracunan, atau mungkin kena lepra sebelum kamu sampai ke Bombay. Kamu akan menderita!"

"Tidak, aku harus pergi ke Delhi," tegas Rambhau, "dan tidak ada makhluk hidup satu pun yang bisa mencegahku pergi ke sana! Penderitaan yang mungkin aku alami nanti, adalah penderitaan yang sangat manis, karena setelah itu aku pasti mendapatkan tempat di surga!"

"Temanku, Rambhau, kamu tidak bisa. Bagaimana aku bisa mencegahmu, kamu tahu kan Yesus telah menderita dan wafat di kayu salib hanya untuk menyediakan tempat untukmu!" = Tetapi keyakinan pria tua itu tidak terpengaruh. "Kamu adalah sahabatku yang terbaik di dunia, tuan Morse. Sepanjang tahun ini, kamu telah menemani aku ketika aku sakit, bahkan kau satu-satunya sahabatku. Meski demikian, kamu tidak akan bisa mencegah hasratku untuk mendapatkan tempat abadi... Aku harus pergi ke Delhi!!!"

Di dalam pondok itu, David duduk di kursi yang dibuat Rambhau secara khusus untuknya, di mana di situlah ia membacakan firman Tuhan untuk Rambhau.

Rambhau masuk ke ruangan lainnya lalu kembali lagi sambil membawa sebuah kotak besi. "Aku telah memiliki kotak ini selama beberapa tahun" katanya, "dan aku hanya menyimpan suatu yang berharga di sini. Sekarang aku akan menceritakan kepadamu, tuan Morse. Dulu, aku memiliki seorang putra..."

"Putra?" Kenapa, Rambhau, kenapa kamu tidak pernah mengatakan sesuatu tentangnya!"

"Tidak, tuan, aku tidak bisa." ia berkata sambil menangis.

"Sekarang aku harus mengatakannya kepadamu, karena sebentar lagi aku akan pergi dan siapa tahu kalau aku tidak kembali lagi? Putraku adalah seorang penyelam juga. Ia adalah penyelam mutiara yg terbaik di India. Ia penyelam yang tangkas, memiliki mata yang tajam, tangan yang kuat, dan nafas yang panjang ketika ia berada di dalam air untuk mencari mutiara. Ia adalah kebanggaanku! Semua mutiara, seperti yang kamu ketahui, memiliki cacat di mana hanya seorang pakar yang bisa untuk melihatnya, tetapi putraku selalu bermimpi untuk menemukan 'mutiara yang sempurna' yang belum pernah ditemukan. Suatu hari ia menemukannya! Tetapi ketika ia melihatnya, ia telah berada di dalam air terlalu lama... Mutiara itu merenggut nyawanya, ia meninggal tidak lama kemudian.."

Penyelam tua itu menundukkan kepalanya. Untuk beberapa saat, seluruh tubuhnya bergetar, tetapi tidak ada suara yang keluar. "Beberapa tahun ini," ia melanjutkan, "aku telah menyimpan mutiara ini, tetapi sekarang aku akan pergi, tidak akan kembali, dan untukmu, sahabatku, aku berikan mutiaraku ini."

Orang tua itu membuka kunci kotak itu dan mengambil dari dalam dengan hati-hati sebuat bungkusan. Kemudian ia membuka kapas yang menyelimuti mutiara itu, mengambil mutiara besar dan meletakan di tangan misionaris itu.

Itu adalah mutiara yang terbesar yang pernah ditemukan di pantai India, dan bersinar dengan cemerlang dan gemilang yang belum pernah ditemukan oleh orang. Mutiara itu mungkin memiliki nilai yang sangat tinggi.

Sejenak misionari itu tidak bisa berkata apa-apa, ia terpukau kagum. "Rambhau! Mutiara ini sangat indah!"

"Mutiara itu, tuan, adalah sempurna." jawab orang India pelan. Misionari itu berpikir : Apakah ini kesempatan dan saat yang ia tunggu, untuk membuat Rambhau mengerti mengenai nilai pengorbanan Kristus? Maka ia berkata kepada Rambhau, "Rambhau, ini adalah mutiara yang luar biasa indahnya dan mengagumkan. Biarkan aku membayarnya. Aku akan membelinya seharga $10000."

"Tuan, apa maksudmu?" "Oke, aku memberikan $15000, dan jika masih kurang akan aku usahakan untuk membayarkannya."

"Tuan," jawab Rambhau dengan kaku, "Mutiara ini tak ternilai harganya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang memiliki uang yang cukup untuk membayar mutiara yang berharga ini. Di pasaran, 1 juta dollar pun tidak bisa untuk membayarnya. Aku tidak menjualnya untukmu. Ini hadiah untukmu."

"Tidak, Rambhau, aku tidak bisa menerimanya. Meski aku sangat menginginkan mutiara ini, aku tidak bisa menerimanya dengan cara itu. Mungkin aku terlalu sombong, tetapi hal itu sangat mudah. Aku harus membayarnya, atau bekerja untuk membayarnya..."

Penyelam mutiara itu terdiam. "Kamu tidak mengerti, tuan. Tidakkah kamu mengerti, putra tunggalku memberikan hidupnya untuk mendapatkan mutiara ini, dan aku tidak akan menjualnya untuk uang sepeser pun. Mutiara ini seharga dengan nyawa putraku. Aku tidak bisa menjualnya, tetapi aku bisa memberikannya untukmu. Terimalah sebagai tanda kasihku kepadamu."

Misionari itu terkejut, untuk sesaat ia tidak bisa berkata apa-apa. Kemudian dia mengambil tangan Rambhau. "Rambhau," katanya pelan, "Kamu sadar? Kata-kata yang kamu keluarkan barusan adalah yang ingin kusampaikan mengenai Tuhan selama ini."

Penyelam itu tertegun, setelah sekian lama berpikir akhirnya ia mengerti. "Tuhan menawarkanmu keselamatan sebagai hadiah yang gratis." kata misionari itu. "Hadiah ini sangat luar biasa dan tak ternilai harganya. Tidak ada orang yang bisa membelinya. Jutaan dollarpun terlalu sedikit. Hadiah ini seharga dengan pengorbanan Tuhan dengan menyerahkan putra tunggalNya untuk menyediakan tempatmu di surga. Meski jutaan tahun, kamu tidak akan bisa masuk ke surga jika kamu tidak menerima hadiah ini. Yang harus kamu lakukan adalah menerima cinta Tuhan."

"Rambhau, tentu saja aku akan menerima mutiara ini dengan rendah hati, bersyukur kepada Tuhan bahwa aku layak untuk mendapatkannya. Rambhau, apakah kamu bersedia menerima hadiah gratis dari surga, juga dengan rendah hati?"

Air mata dengan deras menetes di pipi penyelam itu. "Tuan, aku mengerti sekarang. Aku telah percaya ajaran Yesus 2 tahun ini, tetapi aku belum bisa mempercayai bahwa pengorbananNya tidak ternilai harganya. Aku mengerti sekarang, ada beberapa hal yang tidak bisa dinilai dengan uang. Tuan, aku bersedia menerima keselamatanNya!"

Kamis, 01 Oktober 2009

Apakah Engkau Yesus?

Beberapa tahun yang lalu, sekelompok salesmen menghadiri pertemuan sales di Chicago. Mereka telah meyakinkan istri-istri mereka bahwa mereka akan mempunyai cukup waktu untuk makan malam bersama di rumah pada hari Jumat. Namun, manager sales menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang telah diperkirakan dan pertemuan berakhir lebih lambat daripada yang telah dijadwalkan. Akibatnya, dengan tiket pesawat dan tas mereka di tangan, mereka berlari menerobos pintu airport, tergesa-gesa, mengejar penerbangan mereka pulang.

Ketika mereka sedang berlari-lari, salah satu dari para salesman ini tidak sengaja menendang sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel. Dan apel-apel itu beterbangan. Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya berhasil masuk ke dalam pesawat dalam detik-detik terakhir pesawat itu tinggal landas.

Semua, kecuali satu. Dia berhenti, menghela napas panjang, bergumul dengan perasaannya lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya untuk gadis yang menjual apel. Ia berkata kepada rekan-rekannya untuk pergi tanpa dirinya, melambaikan tangan, meminta salah satu temannya untuk menelpon istrinya ketika mereka sampai di tempat tujuan untuk memberitahukan bahwa ia akan mengambil penerbangan yang berikutnya. Kemudian, ia kembali ke pintu terminal yang berceceran dengan banyak sekali buah apel di lantai.

Salesman ini merasa lega ketika ia tiba disana. Gadis yang berumur 16 tahun ini buta! Gadis tersebut sedang menangis sesegukan, air matanya mengalir turun di pipinya, dan gadis itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang bertebaran di antara kerumunan orang-orang yang bersliweran di sekitarnya, tanpa seorang pun berhenti, atau pun cukup peduli untuk membantunya.

Salesman itu berlutut di lantai di sampingnya, mengumpulkan apel-apel tersebut, menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya di meja seperti semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak dari apel-apel itu rusak, dan ia mengesampingkan apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain.

Setelah selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis penjual, "Ini, ambillah $20 untuk semua kerusakan ini. Apakah kau tidak apa-apa?"

Gadis itu mengangguk, masih berlinang air mata.

Pria itu melanjutkan dengan, "Saya harap kita tidak merusak harimu begitu parah."

Ketika pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Tuan..."

Pria ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua matanya yang buta.

Gadis ini melanjutkan, "Apakah engkau Yesus?"

Ia terpana. Kemudian, dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengejar penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah kau Yesus?"


Apakah orang-orang mengira engkau Yesus? Bukankah itu tujuan hidup kita? Untuk menjadi serupa dengan Yesus sehingga orang-orang tidak dapat melihat perbedaannya ketika kita hidup dan berinteraksi di dalam dunia yang buta dan tidak mampu melihat kasih, anugrah dan kehidupanNya.. Jika kita mengakui bahwa kita mengenal Dia, kita harus hidup, berjalan, dan bertindak seperti Yesus. Mengenal Yesus adalah lebih dalam daripada hanya sekedar mengutip kata-kata dari Alkitab dan pergi beribadah di gereja. Mengenal Yesus adalah menghidupi FirmanNya hari demi hari. Anda adalah seperti buah apel tersebut di mata Allah meskipun kita rusak dan menjadi cacat ketika kita terjatuh. Allah berhenti mengerjakan apa yang sedang Ia kerjakan, mengangkat Anda dan saya ke suatu bukit yang bernama Kalvari dan membayar penuh semua kerusakan kita. Mari mulai jalani hidup sesuai dengan harga yang telah dibayarkanNya

--- Anonim (copy from Jesus Holic) ---

Minggu, 20 September 2009

True Beauty

Kehidupan selalu berputar, tidak pernah berhenti walau sedetik pun. Hal ini kadang membuatku frustrasi, karena waktu berjalan begitu cepat sebelum aku sempat menyadari betapa aku seringkali kehilangan momen-momen penting dalam hidup ini. Momen-momen yang seharusnya bias membuatku menikmati betapa indahnya dan berharganya hidup yang Dia berikan buatku.

Keindahan hanya bersifat semu dan sementara. Hari ini indah besok tiada lagi. Ketiadaan itulah yang tinggal pada akhirnya. Tidak ada satupun yang ada selain yang ada itu sendiri. “Ada” melebihi alam pikiran dan ada melampaui batas-batas imajinasi seseorang. Keadaan yang hanya tinggal tetap saat waktu itu terhenti.

Keindahan itu melebihi romantisme belaka. Keindahan yang tiada wujud, tanpa bentuk dan rasa, hanya menyisakan ketiadaan belaka. Romantisme akan cepat berlalu, dan akan segera dilupakan begitu saja ketika emosi dan perasaan jiwa telah berubah. Kekaguman akan keindahan akan berlalu begitu saja, tanpa mengalami keindahan itu sendiri. Keindahan yang sejati ada di dalam diri setiap orang, yang berwujud pada suatu perbuatan baik pada diri seseorang.

Segala sesuatu yang ada belum tentu ada secara sebenarnya, ketika yang ada itu, tidak meninggalkan bekas dan jejak didalam kenyataan. Adakanlah sesuatu yang baik setiap hari sebelum yang baik itu tidak bias diadakan lagi. Sesuatu yang baik, belum bias dikatakan sebagai baik, sebelum meninggalkan jejak yang membahagiakan banyak orang yang menikmati kebaikan itu.

Tetapi, sesuatu yang baik itu, belum tentu dianggap baik oleh semua orang. Segala yang baik, akan menjadi baik, ketika sejalan dan seiring dengan situasi yang dialami pada suatu saat tertentu. Jangan mengharapkan pujian ketika melakukan hal yang baik, karena melakukan sesuatu yang baik, adalah hal yang sudah sepatutnya dilakukan di dalam hidup ini.

Hiduplah sebagaimana seharusnya kau hidup setiap hari dan tetaplah bersyukur dalam segala keadaan yang ada di dalam hidupmu. Hidup adalah suatu anugrah yang amat sayang untuk dilewatkan begitu saja di setiap detiknya tanpa suatu kebaikan setiap harinya. Have a happy day everyone!!

--- Mitra Keluarga ---

Selasa, 15 September 2009

Surat Dari Bapa

Anakku yang terkasih..

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab.
Kau merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu. Kau mengira keputusan yang kau ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru. Jangan putus asa! Bangkitlah! Matahari tanpa sinar tidak layak di sebut matahari.

Demikian juga dengan dirimu. Kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

Anakku yang terkasih..

Aku sering melihatmu marah ketika kau melihat orang lain berhasil. Untuk apa kau menginginkan keberhasilan orang lain? Bukankah Aku telah menyediakan suksesmu sendiri? Kau tidak pernah mengejarnya, jadi kau tidak pernah bisa memilikinya! Matamu tidak terfokus kepada rancanganKU yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karyaKU yang luar biasa terhadap diri orang lain. Jadilah seperti air. Selalu mengalir.. melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas. Anakku, jangan mau dikalahkan oleh keadaan, tetapi kalahkan keadaan !

Anakku yang terkasih..

Jangan sakit hati ketika kau di tegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik. Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaaanmu tidak nyaman. Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu ! Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah memang untuk itu kau hidup ? Untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU ? Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU !

Anakku, ingatlah hal ini baik - baik.

Aku selalu membuka tanganKu lebar - lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.

Aku senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.

Aku melakukannya karena Aku sungguh - sungguh peduli padamu !!!

Ayah yang selalu mengasihimu,

Y.E.S.U.S

Jumat, 21 Agustus 2009

Jangan Kuatir

Karena itu Aku berkata kepadamu: Jangan kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan jangan kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukan kah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pakaian?

"Tapi apakah kenikmatan dari hidup, kalau tidak bisa makan enak, kalau tiap hari hanya makan serba kekurangan? Apa arti semua kerja keras, kalau tidak bisa membeli barang untuk menghias diri, utk membuat penampilan lebih menarik? "

jika kamu dapat hidup, hari ke depan kamu masih bisa makanan enak. Lagi pula bukan itu yang dimaksud dengan "hidup itu lebih penting dari pada makanan". Tidakkah kau menghargai jantungmu yang selalu berdetak? bagaimana dengan orang yang mengalami penyakit jantung? dia rela menukar seluruh hartanya untuk ditukar dengan jantungmu. Jika kamu mati hari ini, kamu tidak akan pernah tahu, hal indah apa yang akan datang kepadamu esok hari. Tapi jika kamu tetap hidup, kamu akan selalu memiliki banyak kesempatan untuk melihat kebahagiaan dalam hari-hari depanmu.

Dan lagi, apa gunanya pakaian mewah, semisal kau tidak memiliki lengan? Mereka yang tidak
memiliki lengan, rela menukar seluruh yg mereka punya dengan lengan yang kau punya, seandainya itu bisa. Dan lihatlah, kau diciptakan dengan utuh. Mengapa kamu mengeluh? lihat lah mereka yang tidak memiliki bagian tubuh yang lengkap. Mereka tetap berjuang, mereka lebih kuat dari orang kebanyakan.

Pandanglah burung-burung di langit yang tidak menabur dan menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh BAPAmu di surga. Bukankah kamu JAUH MELEBIHI burng-burung itu?

Siapakah di antara kamu yang karena KEKUATIRANNYA dapat MENAMBAHKAN SEHASTA SAJA PADA JALAN HIDUPNYA?

Kekuatiranmu tidak akan membuahkan apa pun. Kamu mau kuatir sampai stres, itu tidak akan
mengubah apa-apa. kekuatiran tidak membawa suatu dampak apapun dalam hidupmu, tidak akan membawa perubahan. Kecuali dampak atau perubahan yg negatif. KEKUATIRAN TIDAK MEMECAHKAN MASALAHMU. Kuatir itu manusiawi, tp ingat kau tidak sendiri.

Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo DALAM SEGALA KEMEGAHANNYA PUN TIDAK BERPAKAIAN SEINDAH salah satu dari bunga itu. Jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakah IA AKAN TERLEBIH LAGI MENDANDANI KAMU, HAI ORANG YANG KURANG PERCAYA?

Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? apakah yang akan kami pakai? SEMUA ITU DICARI BANGSA-BANGSA YANG TIDAK MENGENAL ALLAH. Akan tetapi BAPAmu di surga TAHU bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

TETAPI CARILAH DULU KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA, MAKA SEMUANYA ITU AKAN DITAMBAHKANNYA KEPADAMU.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya
sendiri. KESUSAHAN SEHARI CUKUPLAH UNTUK SEHARI.

NB: Aku tidak menciptakan engkau rapuh, ak menciptakan engkau kuat. Kamu kuat, dan Aku tahu seberapa kekuatanmu. Jangan menyerah dan putus asa, akan selalu ad kekuatan baru disaat engkau memerlukan dan berseru kepadaKU. Karena engkau berharga dimataKU.

--- Yunita Kusuma Dewi ---

Diary of Trespasser

Day #1

I’ve been thinking for awhile, whether it was for better or for worse.

We all are just trespassers in this world. No one’s gonna stay forever in this mortal world.

I thought that it was ok for us to get lost sometimes.

Wander around to the place that wasn’t supposed to be the path that we should go through.

Maybe we did some mistakes that made our running getting slow, but hey, you could start once again…and again if you were slowing down…to make it even faster…

You thought that you were running fast to your goal and when you finally realized that you were lost, you stopped…doing nothing…

Well, we are just a trespasser, aren’t we? We did lost sometimes in this confusing world…but we can turn back to where we lost and start making a new step…

You thought of running faster than anyone towards the rising sun, but then you fell and hit the ground…

Well, we can get up again and stand on our feet…let’s run again…

You thought that running with your dreams were tiring…I know that…but hey, it was really worthed, wasn’t it?

Maybe we were lost, maybe we fell or maybe we were tired of this life…it was ok…as long as we are not giving up…

God never give up on us…so why are we giving up?


Rabu, 05 Agustus 2009

The Nightmare is Gone Now

I was born in a Christian family and thus I’ve known about Jesus, Bible’s stories, and all the miracles that God did. If someone asked me whether I believe in God or not than my answer would be I do believe. Nevertheless, all those things were faded away ever since I knew that I had epilepsy.

All of those nightmares started when I was 5 years old. My friend and I were playing around at that time and she tried to lift me up. Accidentally, she slipped away and I fell on the floor. My head hit the floor pretty bad. My parents took me to the doctor as soon as they knew about it. The doctor said that there was nothing wrong with my health since I didn’t vomit or felt any headache. It made everyone happy including me, of course.

One month later, the first nightmare came. My body twitched and foam came out from my mouth. I fainted. My parents took me to the hospital in panic, knew nothing about my disease. The doctor suggested that they took me to a neurologist. With no other choice, my parents finally took me to a neurologist. He gave me medicine that I must take everyday, but he did not want to make any decision as to judge I had epilepsy because it was still the first seizure.

After the first seizure, the second and the next seizures always happened once in three years until I graduated from the elementary school. Somehow, I still did not understand about the epilepsy that I had because the seizures were still rarely happened.

The change of the seizures happened when I was in my junior high school years. It happened suddenly when I was gone out with my friends. I fainted, my body twitched and my mouth foamed. This was the first time the seizure happened in public because it used to be happened in the evening all the time (when I was at home). I was surprised with this seizure and so were my friends. I felt so embarrassed at that time and started to ask what was wrong with me. One year later, the nightmare attacked me again – another seizure. Since the last seizure the doctor was sure that I had epilepsy and had to take medicine regularly. I was really shocked at that time.

I was a perfectionist and persistent girl since my childhood. I had my own principle that I have to be a great woman one day so that’s why I must succeed in my study. With no order from my mom and dad, I always study hard, do my homework and one step forward from my friends. In the morning, I usually learn from the book what the teacher will teach that day and in the evening I will make a summary of what I’ve learned. I would blame myself if I got bad score, I couldn’t accept my own mistake. This behavior thus made me difficult to accept that I had epilepsy.

I started to find the answer to what epilepsy is and how to cure it. Nevertheless, it didn’t bear any fruit, in fact, it made me more confuse than before. How could I depend on medicine for years to come? Epilepsy needs a long and regular treatment and to make it even worse, no one knows when it will be totally cured. From one struggle to another made my heart broke, furthermore this sickness started to interrupt my study. For every 30 minutes I had to stop reading because of the headache it gave.

These horrible conditions made me so angry and I hated myself. I just couldn’t accept myself as it was. Why should I fell on the floor at that time? The rejection and anger inside my heart made everything became worse. The seizures was increasing from once a year became once in 6 months and finally once in every 3 months. It really made my activities limited and disrupted.
My spiritual health started to ruin along with my body from day to day. I started to question God’s existence and justice. I blamed God for doing something horrible to me. I thought He wasn’t fair and He didn’t hear my prayer. Until one day I denied His existence. He was just a fairy tale.

However, nothing got better. The nightmare became even worse. The seizures came once in every month. It could happen anywhere at anytime. My body could twitch suddenly at home, school, restaurant, shop or any other public places. This really made me gave up with my life. I just couldn’t do anything about it. I became inferior and lost my confidence. The anger towards God became worse and I started to debate everyone who believes in God using my worsening health. If God really exist, then He can cure me.

Still, God really cares to someone stupid like me. At one miraculous night, I came to the peak of my anger to God. I cried in my bedroom and yelled at Him. I challenged Him and said that He was no more than a fairy tale. The anger and disappointment towards God filled my room that night.

After 30 minutes passed, when my anger still burned a person called God, out of the blue, I saw the cross in my room glow very brightly. I felt something stirring in my soul and I ran to grab the cross. My tears fell down like a river flow as I hold the cross and my heart was filled with peace after that. The anger was then suddenly gone.
There was a desire to read the Bible and so I grabbed it and opened it though I didn’t know what to read. Somehow, my hand stopped move in a verse:

“No test or temptation that comes your way is beyond the course of what others have had to face. All you need to remember is that God will never let you down; he'll never let you be pushed past your limit; he'll always be there to help you come through it (1 Corinthians 10:13 – the Message).”

That night, God changed my view of this problematic disease. Instead of asking “Why all of this happen to me?” I started to think that, “God has a plan beyond my knowledge. There’s something good hidden that God has provided for me. He let this happen because He wants to change my life. God knows what He’s doing. He have it all planned out – plans to take care of me, not abandon me, plans to give me the future I hope for.”

I realized that even this epilepsy was eating my life, but my parents and my friends never reject me. My mom and dad never complain about the cost for my medication, my brothers never feel ashamed with my condition and my friends never stay away from me, in fact, they always prepare if the attack came. That night, God changed me into a new person with a new perspective, to see everything through His eyes. That night was the most wonderful night for me. Even though the epilepsy was not healed yet but I was sure this nightmare would be gone one day.

As I could accept my condition with strong heart, miraculously the seizures were decreasing. From once in a months became once in three months and then once in six months. I walked every second with God now and I never again blame Him about this attack. Without realizing, I’ve been with this epilepsy for 15 years now.

One day, my boyfriend (now my husband) took me to a healing conference lead by a famous servant of God specializing in healing miracle. When he began to pray for healing, I pray to God, “If this is the time, let me be healed, Lord, but if this is not the time, I still give thanks to you.” When I finished my prayer, I felt dizzy and warmth envelops my head. It became so heavy. I never experience that feeling in my life. That night, God’s miracle came upon me and He healed me. He lifted all of my burdens. He is an amazing God.

Filled with joy and new level of faith, I went back home and threw away all the medicine that I must take everyday. The next morning, I felt nothing was wrong and so the next day in my life. Usually, I would get a seizure if I didn’t take my medicine in a day regularly, but now, I didn’t even drink it for days.

Six months later I came to my neurologist and told him that I didn’t take any medicine these whole months. He was really surprised with my story and said, “This is God’s miracle!”

This journey of faith has brought me closer to God and makes me want to share this miraculous experience to everyone. The process that I went through really changed me from a perfectionist, someone who couldn’t accept herself becomes someone who understands God’s rainbows beyond the storm and His great plans in my life. Everything that happened in our life is in God’s control and remember that everything has its own time. Be patient and believe in God.

“Anyone who meets a testing challenge head-on and manages to stick it out is mighty fortunate. For such persons loyally in love with God, the reward is life and more life (James 1:12 – the Message).”

--- Testimony of Fransiska Handayani S ---
--- Rewrite by Holy Vink ---


Minggu, 02 Agustus 2009

14 Hal Yang Membuat Hidup Saudara Tidak Biasa-Biasa

1. Belajar tersenyum bila masalah datang

2. Tetap berpenampilan menarik meskipun dalam saat berpuasa

3. Tulus seperti merpati supaya jangan menipu, cerdik seperti ular supaya jangan ditipu (berhikmat)

4. Boleh lupa dompet asal jangan lupa doa

5. Punyailah iman yang dapat melihat kesempatan dalam kesulitan dan bukan melihat kesulitan dalam kesempatan.

6. Layanilah Tuhan dengan karunia yang Tuhan berikan, karena banyak yang mampu (melayani) tetapi tidak mau dan banyak yang mau tapi tidak mampu .

7. Jadikan persembahan saudara menjadi penyembahan dan bukan penyesalan

8. Layanilah Tuhan dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka

9. Pilihlah makanan saudara sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan

10. Jadilah Kristen/kristiani yang kritis tetapi jangan penuh kritik

11. Lebih baik engkau berdiam dan dikira orang bodoh daripada banyak bicara dan membuktikan engkau bodoh (Ams. 17 : 28).

12. Jadikanlah Alkitab sebagai "Obat Kuat" dan bukan "Obat Tidur"

13. Lakukanlah yang benar, bukan apa yang kamu rasa benar

14. Terimalah orang lain apa adanya, bukan "ada apanya"


--- Unknown ---


Senin, 20 Juli 2009

Counting Their Loves


Waktu kamu berumur 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu .... sebagai balasannya .... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan .
sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai
balasannya ... kamu berteriak 'NGGAK MAU ..!'

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai balasannya.. ..kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu .sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ... sebagai balasannya ... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan ... sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .. sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama ... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya 'Darimana saja seharian ini?'.. sebagai balasannya ... kamu menjawab 'Ah,cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.'

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang 'Aku nggak mau seperti kamu.'

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh 'Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.'

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu .. sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan 'Sekarang jamannya sudah beda.'

Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu ... sebagai balasannya kamu jawab 'Aku sibuk sekali, nggak ada waktu.'

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu .... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

...........................dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ..

JIKA ORANG TUAMU MASIH ADA .. BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI

JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU



Selasa, 14 Juli 2009

Gadis Buta...


Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu.
Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya.
Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"

Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya. Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."
………………………………………………………………
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah anugerah…
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar,
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu,
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu,
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu,
Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu,
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai,
Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh,
Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain,
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu,
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU,
KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI !

Kolose 3:17
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

--- Unknown ---

Minggu, 12 Juli 2009

Cinta Seorang Bapa


Suatu saat ada seorang anak kecil yang sangat nakal. Orang tuanya sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk membuat anak itu menjadi baik.

Suatu saat anak ini melakukan hal yang sangat keterlaluan dan tidak dapat ditoleransi lagi. Kedua orang tuanya memutuskan untuk menghukum dia di kamar loteng yang sudah lama tidak dipakai.

Kamar itu begitu lembab dan gelap. Udara yang masuk pun tidak begitu banyak. Sarang laba-laba ada di mana-mana dan sesekali ada tikus yang berkeliaran di sana. Kamar itu sebenarnya sudah dijadikan sebuah gudang.

“Tidak, ayah, aku tidak mau tidur di sana. Ibu, maafkan aku!” seru si anak.
“Maaf, sayang, tapi tindakanmu tadi sudah keterlaluan. Ayah dan ibu sudah mengingatkanmu berkali-kali, tapi kau tetap saja melakukannya.” kata ayahnya.
“Tapi, ayah, aku takut tidur sendiri di sana! Gelap dan kotor!” rengeknya.
“Tidak bisa, nak. Malam ini kamu harus tidur di sana.”

Singkat cerita, akhirnya si anak mau tidak mau harus tidur di sana. Dia hanya bias menangis dan menangis ketika di masukkan dalam kamar itu. Kegelapan yang pekat menyelimuti dia dan dinginnya udara malam seakan-akan menusuk kulitnya terus-menerus. Ketakutan dan kedinginan menyelimuti dia dan kehampaan kamar itu pun menambah ngeri malam itu.

Tetapi tidak lama setelah itu, pintu kamar itu terbuka. Sebuah lilin yang menyala mulai menerangi kamar loteng itu. Si anak mulai merasakan kehangatan. Dia melihat wajah ayahnya di belakang sinar lilin itu.

“Ayah?” tanya anak itu memastikan.
“Hei, ayah bawakan lilin dan selimut nih. Kamu pasti kedinginan ya.” ujar ayah itu sambil melemparkan senyumnya. Dengan cepat dia menyelimuti anak itu dengan selimut yang dibawanya dan mengeluarkan sebuah bungkusan. “Ini ada burger yang masih hangat. Kamu pasti lapar juga khan?” Anak itu mengangguk sambil membuka bungkusan burger tersebut.
“Ayah, aku takut tidur sendirian. Bagaimana kalau ada tikus yang naik ke kakiku? Aku jijik.”
“Ha, ha, ha, jangan takut, nak. Ayah akan berjaga di sini. Kamu tenang saja, ok?” balas ayahnya dengan nada yang lembut dan menenangkan hati. “O ya, ayah juga bawa buku ceritaan nih. Mau denger?”

Seringkali kita melakukan dosa karena hawa nafsu kita atau keinginan daging kita dan karena itu kita harus menjalani konsekuensi perbuatan kita tersebut. Mungkin kita merasa kalau kita berada dalam ruangan yang sangat gelap, dingin, hampa dan kotor. Tetapi sadarkah kita, kalau Bapa kita di surga selalu menyertai kita? Sekalipun kita dihukum karena dosa-dosa kita, Dia selalu ada bersama-sama dengan kita sehingga kita dapat menjalani semuanya dengan kuat. Ingatlah, Bapa tidak pernah akan meninggalkan kita.

--- Holy Vink ---

Asuransi Terbaik di Dunia

TRAKTAT: ASURANSI

Anda bingung menentukan asuransi mana yang ingin dibeli? Kami
ingin menawarkan sebuah perusahaan asuransi yang pasti tidak
mengecewakan. Berikut fiturnya:

PERUSAHAAN ASURANSI INI MENJAMIN:

Kehidupan
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Kesehatan
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala
penyakitmu (Mazmur 103:3)

Pakaian
Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam
api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang
kurang percaya! (Lukas 12:28)

Kebutuhan Sehari-hari
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19)

Kenyamanan
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. (Yohanes 14:1)

Persahabatan
Dan ketahuilah "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman." (Matius 28:20)

Kedamaian
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan
kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia
kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yohanes 14:27)

Rumah yang abadi
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat
bagimu. (Yohanes 14:2)

ALASAN-ALASAN UNTUK IKUT ASURANSI INI:

1. Adalah perusahaan asuransi paling tua di dunia.
2. Satu-satunya perusahaan asuransi yang mengasuransikan berbagai
kehilangan dalam api zaman akhir.
3. Satu-satunya perusahaan asuransi yang mencakup area yang kekekalan.
4. Kebijakannya tidak pernah berubah.
5. Manajemennya tidak pernah berganti.
6. Aset perusahaan terlalu banyak untuk dihitung.
7. Satu-satunya perusahaan asuransi yang membayarkan premi anda.

PREMI

Roma 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Efesus 2:8
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu, tetapi pemberian Allah

I Korintus 6:20
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena
itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

PROSEDUR APLIKASI

Kisah Para Rasul 5:8
Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu,
maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 16:31
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat! .."

Semua premi untuk aplikasi ini telah dibayar oleh YESUS.


--- Unknown ---


Sabtu, 11 Juli 2009

20 Berkat

1. mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?

4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31) ?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom 8:37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? " Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! " (Mazmur 46:11a)

Rabu, 08 Juli 2009

Gelang Mutiara

"Mom, pliiiis.. beliin donk," kata seorang anak kecil kepada ibunya saat melihat gelang mutiara di stand aksesori.

Ibunya bertanya kepada wanita yang menjaga toko berapa harga gelang imitasi yang lucu itu.
"Duapuluh ribu bu, import dari Korea ," sahutnya.

Sang ibu berpaling lagi kepada si kecil manis yang sedang memandangnya dengan penuh harapan.
"Ok sayang, minggu depan kan birthday kamu. Kalau kamu jadi anak yang baik, taat dan cepat bobo malam, nanti Mama beliin ya."

Beberapa hari kemudian, pada hari ulang tahunnya yang ke-enam, dia dapat kado yang dinanti-nantikan itu, gelang mutiara! Dia sangat suka pada gelangnya itu dan memakainya dimana-mana, di gereja, di sekolah, bahkan di tempat tidurnya juga. Hanya pada saat dia sedang bermain baru dia melepas gelangnya itu. Mamanya bilang jika kena keringat gelangnya bisa berganti warna.

Dia mempunyai ayah yang baik sekali. Setiap malam sebelum si kecil tidur, pasti ayahnya datang ke kamarnya dan membacakan buku cerita untuknya.

Suatu malam setelah selesai satu cerita, Ayahnya bertanya, "Nak, sayang nggak sama Daddy?"
"Oh tentu saja, aku sayang Daddy."
"Kalau begitu berikan kepada Daddy gelang mutiara kamu ya."
"Hmm... jangan gelang saya, Dad," kata si kecil sambil tersenyum, "tapi kalau Daddy mau, bisa ambil boneka saya yang bisa nyanyi itu."
"Ngga apa-apa, nak," kata sang ayah, "Daddy sayang kamu. Good night."
Kemudian dia mencium anaknya.

Seminggu kemudian, setelah membaca buku cerita, dia bertanya lagi kepada si kecil, "Nak, sayang ngga sama Daddy?"
"Oh tentu saja, aku sayang Daddy."
"Kalau begitu berikan kepada Daddy gelang mutiara kamu ya."
"Hmm... jangan gelang saya, Dad," kata si kecil sambil tersenyum, "ambil saja boneka Barbie kesukaan saya Dad."
"Ngga apa-apa, sayangku," kata ayahnya, "tidur baik-baik ya. Tuhan sayang kamu dan Daddy juga."
Dan seperti biasa dia mencium anaknya.

Suatu malam, pada saat ayahnya masuk kamar, dia menemukan si kecil sedang duduk di tempat tidur dan sepertinya sedang menangis.
"Ada apa sayang?" tanyanya kepada anak tercinta yang tidak mengatakan apa-apa tetapi langsung mengulurkan tangan kepada ayahnya. Saat membuka tangannya itu, ternyata dia sedang memegang gelang kesayangannya.
"Daddy, ini untuk Daddy," Air matanya berlinang.

Sang ayah menerima gelang murahan itu dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain ayahnya mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya yang berisi gelang mutiara yang asli dan memberikannya kepada si kecil !!! Ternyata selama ini sang ayah sudah menyimpannya.

Dia hanya menunggu saat si kecil sudah rela menyerahkan gelang mutiara aksesori yg palsu itu supaya dia bisa memberikan gelang mutiara yang asli.

Sama juga dengan Tuhan kita.

Dia menunggu saat kita rela menyerahkan kepada-Nya apapun yang murahan dan tak berguna di dalam hidup kita supaya Dia bisa memberikan harta yang benar-benar indah dan berharga!
Tuhan sungguh baik, bukan?

Apakah anda masih berpegang erat pada sesuatu yang jelas Tuhan ingin anda lepaskan ?
Mungkinkah kamu masih berpegang pada sesuatu yang tidak benar, kebiasaan-kebiasaan buruk atau cara hidup yang jauh dari Tuhan dan amat sangat susah meninggalkannya?

Memang apa yang ada di dalam tangan Tuhan kamu tidak mengetahui, namun percayalah.. ..

DIA tak akan pernah mengambil apapun daripadamu tanpa menggantikannya dengan sesuatu yang jauh lebih indah dan berharga.

--- Unknown ---

Minggu, 05 Juli 2009

Still


Hide me now
Under your wings
Cover me
within your mighty hand

When the oceans rise and thunders roar
I will soar with you above the storm
Father you are king over the flood
I will be still and know you are God

Find rest my soul
In Christ alone
Know his power
In quietness and trust

--- Reuben Morgan ---

Sabtu, 04 Juli 2009

Don't Look at the Stone, but to the Rock

Sometimes as I walk the narrow path
I get to looking down at the stones
Then I see my weary feet
Kicking dust on my aching bones

Now my toes are blistered,cut
I can go no further today
I stumble and bumble upon a rock
Just in time to hear someone say

"Take my hand for I know the way
You're weak but I am strong"
I reached out and was lifted to HIS arms
We almost floated along

This is the way it always should be
Though my feet were blistered still
When I put my trust in the Master's hand
He helped me dance up that hill

It seemed like an impossible mountain before
With my eyes on the cutting stone
But after I lifted them to the mighty ROCK
It became a delightful path to His throne!!

--- Marijo Phelps ---

Onion

I was an onion before Christ set me free.
Layers upon layers of iniquity.
An ugly old onion whose fragrance was strong;
That my Jesus bought and loved all along.

Unknown to me what He was going to do.
Of what He was planning, I had not a clue.
Pulling each layer off one by one.
In order to make me more like Jesus the Son.

The first layer wasn't so bad.
I saw all the sins that I knew I had.
They were easy to fix, just change the way I talk.
And learn more of how He wanted me to walk.

Reading His Word, and learning again;
How to put aside my life of sin.
But the next layer was pulled which hurt more.
He was getting closer to the core.

Unknown what He would find there.
I simply gave it to Him in prayer.
As another layer was removed, He started to cry;
Pulling this layer brought pain to my Father on High.

And I was crying over the sadness I felt;
The brokenness and all of the guilt.
Past memories that I thought were gone;
They were buried under layers disguised in a fragrance so strong.

As onions peel more and more;
And they put tears in our eyes as we get close to the core;
So my Father wept over my pain;
Giving me a balm of comfort and strength to sustain.

"No More Layers." I would scream.
As He continued to peel them off of me.
"I'll have nothing left my Lord, what will I do?
I'll be nothing but a worthless core to you. "

But He just said "Trust me," and continued to peel
I was sure He was blinded to my pain that was so real.
Year after year I shrunk more and more;
Until all that was left of this onion was a core.

It was then that I began to understand;
As the Lord embraced me in His loving hand.
He said, now and only now can you be;
The creation that will minister before me.

Clothed with the righteousness only from above;
Gone are your layers of self so you can be filled with my love.
He took my layers of sin, hurt and pain;
And clothed me with love, truth and mercy in His name.

Yes, we are all onions, learning with each day;
How to overcome as each layer is taken away.
Some layers tear and pull at our heart;
While others grieve us to our innermost part.

But we are nothing but an ugly onion without Christ.
Layers upon layers of pride, sin and strife.
Only God can take those layers away.
And clothe us with His righteousness in that final day.

--- Unknown ---

Senin, 29 Juni 2009

Encouraging Quotation #1

Anda tidak berada di sini hanya untuk sekadar hidup. Anda berada di sini untuk memampukan dunia agar hidup lebih memadai, dengan visi lebih besar dan dengan semangat yang lebih halus atas harapan dan pencapaian. Anda berada di sini untuk memperkayakan dunia. Anda memiskinkan diri Anda sendiri jika Anda melupakan kekeliruan ini. – Woodrow Wilson.

It’s better to fail in originality, than succeed in imitation. – Herman Melville.

There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle. – Albert Einstein.

We don’t see things as they are. We see them as we are. – Anais Nin.

I am still learning. – Michaelangelo.

I am always doing that which I cannot do in order that I may learn how to do it. – Pablo Picasso.

Setiap waktu dalam kehidupan Anda dapat menjadi permulaan dari sebuah perkara yang besar. – Leo Buscaglia.

Jadilah baik, lebih baik; dan yang terbaik; jangan pernah berhenti sampai yang baik dari kita menjadi lebih baik dan yang lebih baik menjadi yang terbaik. – Anonymous.

Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia. – Joel Arthur Barker.

Jalan terbaik untuk bebas dari masalah adalah dengan memecahkannya. – Alan Sporta

Seseorang tanpa tujuan hidup bagaikan kapal tanpa kendali. – Thomas Carlyle.

Masa depan adalah milik mereka yang sungguh-sungguh hidup di masa kini. – Anonymous.

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, tapi hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya. – Abraham Lincoln.

Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal, tetapi keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang diperhitungkan. – Sir Winston Churchill.

Tuhan tidak melihat medali, gelar maupun ijazah yang Anda miliki, melainkan Ia melihat bekas luka. – Elbert Hubbard.

Jangan biarkan kenangan hari kemarin membayangi langkah Anda pada hari ini. – Will Rogers.

Jika Anda takut dengan masa depan Anda, Anda tidak hidup di masa kini. – James Petersen.

Dia yang berani bertanya terlihat bodoh beberapa saat, tapi dia yang tidak berani bertanya akan menjadi bodoh selamanya. – Anonymous.

Tidak ada perkara besar yang diciptakan secara tiba-tiba. – Epictetus.

Langkah pertama untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan di dunia ini adalah: Putuskan apa yang menjadi keinginan Anda. – Ben Stein.

Putuskan untuk melakukan apa yang kau inginkan dan lakukan tanpa gagal apa yang sudah kau putuskan. – Benjamin Franklin.

Jangan biarkan ketakutan menghalangi hasrat Anda untuk mengejar pengharapan. – John F. Kennedy.

Seseorang dapat meraih kesuksesannya dalam segala hal bila dia memiliki semangat yang tidak terbatas. – Charles M. Schwab.

Anda mendapatkan yang terbaik dari orang lain apabila Anda memberikan yang terbaik dari diri Anda kepada orang lain. – Harry Firestone.

Untuk mengerjakan sebuah perkara besar, kita tidak hanya bertindak, tapi juga bermimpi; tidak hanya berencana, tapi juga percaya. – Anatole France.

Seseorang harus cukup berjiwa besar untuk mengakui kesalahannya, cukup bijaksana untuk belajar dari kesalahannya dan cukup kuat untuk memperbaiki dirinya. – John C. Maxwell.

Kehidupan seseorang menjadi berubah saat dia merubah dirinya. – Andrew Matthews.

Rabu, 24 Juni 2009

Empat Obat Mujarab

Seorang anak muda. Ia telah berusaha memberikan dasar yang kokoh bagi keluarganya. Namun ia menemukan kekosongan di dasar sanubarinya. Ia dilanda kecemasan dan kehilangan arah hidup. Semakin hari situasinya semakin parah. Ia memutuskan untuk pergi ke dokter sebelum menjadi amat terlambat.

Setelah mendengarkan keluhannya, dokter memberikan empat bungkus obat sambil berpesan; “Besok pagi sebelum jam sembilan pagi engkau harus menju pantai seorang diri sambil membawa ke empat bungkus obat ini. Jangan membawa buku atau majalah. Juga jangan membawa radio atau tape. Di pantai nanti anda membuka bungkusan obat sesuai dengan waktu yang tercatat pada bungkusannya, yakni pada jam sembilan, jam dua belas, jam tiga dan jam lima. Dengan mengikuti resep yang ada di dalamnya aku yakin penyakitmu akan sembuh.”

Orang tersebut berada di antara percaya dan ragu akan resep yang diberikan dokter. Namun demikian pada hari berikutnya ia pergi juga ke pantai. Begitu tiba di pesisir pantai di pagi hari, sementara matahari pagi mulai muncul di ufuk timur dan laut biru memantulkan kembali sinarnya yang merah keemasan itu, sambil deru ombak datang silih berganti, hatinya dipenuhi kegembiraan yang amat dalam.

Tepat jam sembilan, ia membuka bungkusan obat yang pertama. Tapi tak ia dapati obat didalamnya, cuma secarik kertas dengan tulisan: “Dengarlah.” Aneh bin ajaib, orang tersebut patuh pada apa yang diperintahkan. Ia lalu duduk tenang mendengarkan desiran angin pantai serta deburan gelombang yang memecah bibir pantai. Ia bahkan secara perlahan-lahan mampu mendengarkan setiap detak jantungnya sendiri yang menyatu dengan melodi musik alam di pantai itu. Telah begitu lama ia tak pernah duduk dan menjadi sungguh tenang seperti hari ini. Ia terlampau sibuk dengan usahanya. Saat ini ia merasa seakan-akan jiwanya dibasuh bersih.

Jam dua belas tepat. Ia membuka bungkusan obat yang kedua. Tentu seperti halnya bungkusan yang pertama, tak ada obat yang didapati kecuali selembar kertas bertulis; “Mengingat”. Ia beralih dari mendengarkan musik pantai yang indah dan nyaman itu dan perlahan-lahan mengingat setiap jejak langkahnya sendiri sejak kanak-kanak. Ia mengingat masa-masa sekolahnya dulu, mengingat kedua orang tuanya yang senantiasa memancarkan kasih di wajah mereka. Ia juga mengingat semua teman yang ia cintai dan tentu juga mencintainya. Ia merasakan ada segumpal kekuatan dan kehangatan hidup memancar dari dasar bathinnya.

Ketika ia membuka bungkusan ketiga saat waktu menunjukan jam tiga tepat, ia menemukan secaraik kertas dengan tulisan: “Menimbang dan menilai motivasi”. Ia memejamkam mata, memusatkan perhatiannya untuk menilai kembali niat pertama ketika ia membangun usahanya. Saat itu yang menjadi inspirasi utama ia membuka usaha adalah secara gigih bekerja untuk melayani kebutuhan sesamanya. Namun ketika usahanya kini telah memperoleh bentuknya, ia lupa hal ini dan hanya berpikir tentang keuntungan yang bakal diperoleh. Keuntungan kini menjadi penguasa dirinya, ia telah berubah menjadi manusia yang egoistis, serta lupa memperhatikan nasib orang lain. Ia kini seakan telah mampu melihat akar penyakitnya sendiri, ia menemukan alasan yang senantiasa membuatnya cemas.

Ketika matahari telah hilang dan bentangan laut berubah merah, ia membuka bungkusan obatnya yang terakhir. Di sana tertulis: “Tulislah segala kecemasanmu di bibir pantai.” Ia menuju bibir pantai, lalu menuliskan kata “cemas”. Ombak datang serentak dan menghapus apa yang baru dituliskannya. Bibir pantai seakan disapu bersih, kata “cemas” yang baru ditulisnya hilang ditelan ombak.

-------------------------------

Siapakah tokoh utama dalam kisah di atas??? Mungkin aku, mungkin pula anda. Pernahkah aku secara tulus mendengarkan bahasa bathinku sendiri? Atau pernahkah aku mengingat segala yang manis maupun pahit yang terjadi di masa silam namun telah membentuk siapa aku saat ini?? Apa yang menjadi motivasi utama hidupku hari ini dan besok?? Dan apa kecemasanku??

Mari kita menuliskan setiap beban dan kecemasan kita di atas salib kematian Yesus, Salib yang memberikan kekuatan. Sebab Ia sendiri pernah berkata; “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28)


--- Unknown ---